Spiritual Raudhah

📒 Catatan Perjalanan@tatang astarudin

Salah satu tempat favorit yang “diburu” dan menjadi “destinasi” penting dalam rencana perjalanan (itinerary) Jamaah Umrah di Kota Madinah adalah Raudhah. Berbagai ikhtiar untuk bisa memasuki Raudhah ditempuh oleh para Jamaah.Secara bahasa raudhah artinya “taman” atau “taman surga”, sebagaimana ditegaskan secara langsung oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ Artinya: “Apa yang berada antara rumahku dan mimbarku merupakan salah satu taman dari taman-taman surga” (HR. Bukhari dan Muslim).***

Ada perbedaan pendapat di kalangan para Ulama ketika menafsirkan Raudhah sebagai “taman surga”.

Pertama, kelompok yang berpendapat bahwa sesuai makna literalnya, Raudhah adalah tempat yang secara hakikat dan zat, kelak akan “diangkat” dan dipindahkan ke surga. Dengan kata lain, fisik Raudhah saat ini kelak akan menjadi bagian dari taman-taman surga. Betapa beruntungnya orang-orang yang diberi kesempatan memasuki dan mencicipi taman surga itu.

Kedua, kelompok yang menafsirkan secara majazi (kiasan) bahwa Raudhah adalah gambaran “suasana” taman surga, karena siapapun yang pernah memasuki Raudhah akan merasakan atmosfir spiritual, kekhusyu’an, ketentraman, dan ketenangan beribadah. Ada kebahagiaan, keharuan, dan harapan tak terlukiskan ketika bermunajat dan berdoa di Raudhah.

Ketiga,kelompok yang memaknai bahwa Raudhah adalah tempat dimana ibadah yang dilakukan di dalamnya diyakini akan menjadi _wasilah_ yang dapat menghantarkan seseorang menuju surga. Oleh karena itu, beribadah dan bermunajat di Raudhah memiliki keutamaan dan nilai yang lebih tinggi dibandingkan di tempat lainnya.Salah satu ulama yang menjelaskan hal itu antara lain Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari-nya, dan Imam Nawawi dalam Syarah Muslim-nya.

Imam Nawawi misalnya menjelaskan. ذَكَرُوا فِي مَعْنَاهُ قَوْلَيْنِ أَحَدهم: أَنَّ ذَلِكَ الْمَوْضِع بِعَيْنِهِ يُنْقَل إِلَى الْجَنَّة ، وَالثَّانِي : أَنَّ الْعِبَادَة فِيهِ تُؤَدِّي إِلَى الْجَنَّة Artinya: “Ada dua makna tentang Raudhah; pertama, Raudhah adalah tempat yang akan dipindah ke surga; kedua, beribadah di tempat itu (Raudhah) akan mengantarkan (seseorang) masuk surga”.**** Ketiga pendapat tersebut memiliki hujjah, dalil, dan argumentasi masing-masing, tanpa saling menihil-kan dan menyalahkan satu dengan yang lainnya.Kita pun demikian. Setiap kita yang sudah diberi kesempatan beribadah, berdoa, dan bermunajat di Raudhah, memiliki keyakinan dan pengalaman spiritual masing-masing.

Tidak sedikit dari kita yang tidak mampu membendung deraian air mata bahkan terisak, tersedu, menangis, karena kuatnya tarikan “aura spiritual”, semacam medan energi tak kasat mata yang mengelilingi dan meresap ke dalam jiwa, ketika berada di Raudhah.Tentu saja, kita tidak ingin aura spiritual dan kenikmatan ibadah itu menguat dan merasuk (hanya) ketika kita berada di Raudhah. Karena ibadah yang akan menghantarkan seseorang menuju surga adalah ibadah yang “konsisten” dan “permanen” dalam setiap tarikan nafas dan aktivitas keseharian.

Ibnu Athaillah as-Sakandary dalam Kitab Al-Hikam-nya menuliskan: من وجد ثمرة عمله عاجلاً فهو دليل على وجود القبوأجلا .. Artinya, “Siapa yang merasakan buah dari amalnya seketika di dunia, maka itu menjadi tanda bahwa Allah menerima amalnya di akhirat.” Bahwa buah dari amal (ibadah) itu bisa berupa kebahagiaan spiritual, seperti ketika kita berada di Raudhah. Namun, kelezatan aktivitas ibadah itu bukan sekadar aktivitasnya itu sendiri, akan tetapi juga dalam berbagai wujud “kemanfaatan sosial” bagi sesama. Insya Allah, iItulah amalan yang akan menghantarkan seseorang masuk ke dalam surga. Wallahu’alam.(TA)astarudin@gmail.comMasjid Nabawi, 20 Juli 2025