Pesan KH Tatang Astarudin di Gelaran Semaan Hafalan Al-Qur’an 5 Juz dan Penutupan Pesantren for Kids

Jabar Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan “Workshop Pengembangan Manajemen Modern dan Moderasi Beragama” yang diikuti oleh pimpinan/pengasuh Pondok Pesantren se Jawa Barat. Kegiatan workshop yang dilaksanakan sejak bulan Agustus sampai Desember 2023, dilaksanakan di lima titik lokasi yaitu: Bandung, Cirebon, Garut, Cianjur, dan Karawang.  Salah satu materi dalam kegiatan workshop tersebut adalah “Best Practice Pengelolan Pesantren Melalui Pendekatan Manajemen Modern” yang disampaikan oleh KH. Dr. Tatang Astarudin, S.Ag., S.H., M.Si, Pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal (PPMU).

Di sela-sela kegiatan workshop, KH Tatang Astarudin menyatakan bahwa saat ini pondok pesantren dituntut untuk beradaptasi dengan dinamika yang terjadi, terutama dinamika kehidupan masyarakat yang diwarnai oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Ia menilai, pondok pesantren juga dituntut untuk melakukan trnsformasi digital dan mengadopsi sistem manajemen modern. Menurut Kiai Tatang, sebetulnya Pesantren sudah memiliki prinsip al-muhafadzotu ala al-qodim as-sholih, wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah, menjaga tradisi dan tata nilai lama yang baik dan mengadopsi sistem baru yang lebih baik.

Dalam kegiatan workshop tersebut, Pesantren Mahasiswa Universal salahsatu pesantren dekat UIN Bandung dijadikan “best practice” dalam penerapan manajemen modern.  Mengenai hal tersebut, Kiai Tatang menjelaskan bahwa sebutan “best practice” dirasa terlalu “mewah” dan “berat”. “Kami takut digugat oleh status itu. Pesantren Universal memang terus berproses dan berikhtiar memperbaiki diri menuju kriteria dan kinerja unggul,”ungkap Kiai Tatang sambil tersenyum.

Kiai  kelahiran Cirebon Jawa Barat tersebut  juga  menjelaskan bahwa perjalanan Pesantren Universal diwarnai cerita tentang survival stories, perjuangan bertahan hidup secara mandiri. “Rute jalan kami adalah “jalan sunyi dan terjal”, kami terus bergerak sambil melawan lelah dan “luka, tanpa ratap dan suara”, tambah beliau puitis.

Pondok Pesantren Mahasiswa Universal adalah pesantren yang berada di tengah-tengah pemukiman padat di kawasan Kelurahan Cipadung Cibiru Kota Bandung. Tentu saja membutuhkan strategi tersendiri dalam manajemen pengelolaannya untuk memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan dengan baik, pergaulan santri tetap dalam koridor dan etika pesantren, dan untuk memastikan semua kebutuhan dasar santri (makan, tempat tinggal, ruang belajar dan kegiatan) serta keamanan dan kesehatan santri terpenuhi secara layak. Menjawab tantangan tersebut, Kiai Tatang melibatkan para santri, terutama yang tergabung dalam organisasi Dewan Santri. “Para santri adalah penggerak utama Pesantren Universal”, ujar Kiai Tatang. 

Untuk membangun kemandirian, pihaknya juga mendirikan beberapa kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan para santri dan masyarakat, seperti Kantin Universal, Universal Mart, dan usaha jasa Travel Umroh dan Lembaga Kursus Bahasa. Bahkan, Kiai Tatang juga menambahkan bahwa Pesantren Universal dan Alumni Ma’had Universal yang tergabung dalam wadah ALMAUN telah  mencanangkan Dana Abadi Universal (DAU) atau Universal Endowment Fund sebagai gerakan bersama yang didasari oleh kasadaran kolektif untuk membangun kemandirian dan harga diri pesantren.  DAU dikumpulkan dari para alumni, santri, orangtua/wali santri, ustadz, pengasuh, dan masyarakat umum yang diniatkan sebagai wakaf. Untuk saat ini, dana tersebut terkumpul kemudian diinvestasikan melalui pembelian Obligasi Syariah Negara (SUKUK) yang keuntungannya digunakan untuk subsidi santri, operasional pesantren, dan dana bergulir untuk modal usaha alumni.

“Mudah-mudahan ke depan, bisa menggarap sektor riil dan usaha produktif, terutama yang dikelola oleh alumni”, tandas Kiai Tatang.  Sedangkan untuk mendukung transformasi digital dalam rangka percepatan Gerakan Dana Abadi Universal (DAU) dan peningkatan layanan manajemen administrasi dan transaksi keuangan, Pesantren Universal melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga keuangan dan provider layanan data digital.

Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Kota Bandung menggelar Semaan Hafalan Al-Qur’an 5 Juz serta penutupan program Pesantren for Kids dilanjut buka bersama warga pada Jumat, (21/3/2025). Kegiatan yang berlangsung di Aula Pondok Pesantren Mahasiswa Universal, Cipadung, Kota Bandung tersebut mengusung tema “Menghidupkan Ramadhan dengan Keindahan Tilawah dan Tadabur Al-Qur’an.”

Pimpinan Pondok Pesantren Universal KH Tatang Astarudin menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. Ia menekankan pentingnya memahami, menghafal, serta mentadaburi Al-Qur’an sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT di bulan Ramadhan.

“Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT atas kesempatan untuk merasakan keberkahan Ramadhan. Salah satu keistimewaannya adalah karena bulan ini menjadi waktu diturunkannya Al-Qur’an. Maka cara kita bersyukur adalah dengan mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. Orang terbaik adalah mereka yang belajar dan mengajarkannya,” jelasnya.

Kiai yang akrab disapa Abi Tatang tersebut juga menambahkan bahwa membaca, mentadaburi, dan menghafal Al-Qur’an adalah aktivitas yang membawa ketenangan jiwa dan menjadi panduan hidup bagi setiap Muslim. Menurutnya, Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, melainkan risalah dari Allah yang berisi jawaban atas kegelisahan dan permasalahan hidup manusia.

“Ketika kita membaca dan mentadaburi Al-Qur’an, kita sedang berdialog dengan Allah. Ayat-ayatnya seringkali memberikan jawaban atas kegelisahan yang kita rasakan dalam hidup. Al-Qur’an bukan hanya pedoman, tetapi juga cahaya yang menerangi hati dan jalan kehidupan kita,” tambahnya.

Abi Tatang mengingatkan bahwa menghafal Al-Qur’an bukan sekadar mengingat lafadznya, tetapi juga mengamalkan isi dan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Jangan sampai kita hanya menjadi orang yang sekadar membaca tanpa memahami dan mengamalkan. Kita harus menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang nyata,” tegasnya.

Kiai yang menjabat sebagai Katib Syuriah PCNU Kota Bandung tersebut mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (Fathir: 29)

Abi Tatang berpesan kepada para peserta agar terus melestarikan tradisi membaca dan menghafal Al-Qur’an, tidak hanya selama di pesantren, tetapi juga saat kembali ke lingkungan masing-masing. Ia juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan bulan Ramadhan dengan lebih banyak membaca dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai informasi, acara ini turut dimeriahkan dengan berbagai tampilan kreasi seni dari para peserta Pesantren for Kids, membacakan barzanji, serta tausiyah dari Ustadz Didik Solehudin. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momen kebersamaan dengan diadakannya buka puasa bersama warga sekitar Cipadung.