
Ide membaca kembali bab tentang adab “kasab wa al-mi’asy” yang secara bebas diartikan dengan adab atau etika bekerja dan men cari penghidupan, muncul tiba-tiba di tengah berita viral tentang ekspresi kegelisahan masyarakat dan mahasiswa yang menyebar dengan tagar “Indonesia Gelap” dan #KaburAjaDulu.
“Indonesia Gelap” adalah frasa yang mewakili kecemasan sebagian masyarakat khususnya mahasiswa yang “pesimis” terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di negeri ini, akibat kebijakan dan langkah-langkah pemerintah belakangan ini dinilai tidak berpihak kepada masyarakat.
Kabur Aja Dulu juga dapat dibaca sebagai “interupsi” atau kritik atas semakin terbatasnya lapangan kerja di dalam negeri—kondisi yang jauh dari harapan yang ditebar dalam kampanye elit politik beberapa waktu sebelumnya. Seakan belum kering bibir para politisi tersebut berucap janji manis menciptakan lapangan kerja, sesaat kemudian terjadi gelombang PHK besar-besaran. Jejak digital itu masih sangat mudah dilacak di dunia maya.
Wajar jika sebagian dari kita cemas dan pesimis membaca Indonesia. Gelap adalah kata yang cukup tepat mewakili kecemasan itu. Kabur adalah pilihan reaksi spontan ketika menghadapi kondisi rumit seperti itu.
Tentu sangat berbahaya jika semuanya larut dalam kecemasan dan pesimisme. Harus ada yang terjaga dan terus menyalakan harapan. “Dimana ada kehidupan, di sana ada harapan, betapapun buruknya kehidupan itu”, demikian kata Stephen Hawking. “Harapan adalah mimpi yang terjaga”, kata Aristoteles.
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”, begitulah kurang lebih kandungan Firman Allah Swt dalam Surah Al-Insyirah ayat 5-6. “Allah akan menganugerahkan kelapangan setelah kesempitan”, demikian janji Allah dalam Surah Ath-Tholaq ayat 7.
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Mohon Pertolonganlah kepada Allah. Kamu jangan lemah!”. Demikian Sabda Nabi Muhammad Saw sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim. Teks Arab Hadits tersebut terpampang di salah satu sudut tembok Pesantren Universal Al-Islamy Bandung.
“Jangan risaukan rizkimu hari ini, dia mencarimu melebihi pencarianmu atasnya”, demikian nasihat Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam salah satu karyanya; Yakinlah bahwa “tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia (Allah) mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz) (QS. Hud Ayat 6).
Pepatah bijak mengatakan, yang terpenting bukanlah “kerja tetap”, tetapi “tetap bekerja”, tetap fokus mengerjakan hal-hal yang bermanfaat, fokus pada setiap kesempatan untuk berbuat baik, sesuai porsi posisi dan potensi masing-masing.
Ibnul Qayyim berkata: “Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah-dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti–dengan rahmatNya-membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
***
Adab kasab wa al-mi’asy adalah salah satu bab dalam kitab mauidzotul mu’minin, kitab mukhtashor atau ‘ringkasan’ dari kitab Ihya Ulumuddin karya monumental Imam al-Ghazali (450-505) yang ditulis dengan sangat baik oleh Syekh Jamaluddin al-Qasimi ad-Dimasyqi (1283-1332). Dalam Bab tersebut dibahas tentang keutamaan dan anjuran untuk bekerja mencari penghidupan, panduan tentang prinsip dan etika dalam bekerja, dan pentingnya menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat.
Semoga kajian tersebut mampu menjaga nyala api lentera harapan anak-anakku, khususnya para santri Pesantren Universal Al-Islamy Bandung, di tengah hembusan angin yang saat ini memang sedang tidak bersahabat.
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Ya Allah segala puji bagiMu, hanya kepadamu kami mengadu atas kesulitan yang kami hadapi, dan Engkaulah Penolong kami. Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan kehendakMu Yang Maha Agung. Wallahu’alam
TA
Pojok Cipadung, awal Maret 2025