
Penulis: Hanifatusshalihah
Pondok Pesantren Mahasiswa Universal—Dalam kegiatan pengajian rutin Pesantren, K.H. Tatang Astarudin, atau biasa disapa Abi Tatang, menyampaikan kajian kitab Ayuhal walad yang membahas tentang penghambaan yang tulus. Abi menyampaikan bahwa iman tanpa amal tidak dapat mengantarkan seseorang menuju surga. Namun, perlu adanya istiqomah beribadah kepada Allah, karena ketika kita istiqamah, Allah tidak akan berpaling dari kita, meski ibadah kita masih kurang.
Kita semua perlu merenung mengenai perjalanan hidup kita. Oleh karena itu, Abi menyarankan kita, para santri, untuk melakukan 10 kebaikan setiap hari nya.
Abi juga menyampaikan, setelah melaksanakan sholat, itu jangan terburu-buru tapi berdoa dulu, dan merenung. “A inna ‘ala dzikrika wa syukrika, wa husni ibadatik“. Kadang kita terlalu membandingkan diri kita dengan orang lain. Seharusnya kita syukuri apa yang ada, jangan cari yang tidak ada. Maka yang ada pada kita, itu yang terbaik untuk Kita.
Orang yang tidak pernah berusah dan bersungguh², tidak akan bisa meraih apa yang ia mau, itu hanya akan menjadi “pemimpi”. Dan orang yang sudah bersusah payah, dan merasa akan sukses, dia sombong. Lalu harus bagaimana? Kita harus sungguh² dan di imbangi dengan meratap kepada allah swt. Artinya, berusaha maksimal itu penting, tapi harus di iringi dengan tawakal. Dalam tradisi universal, ada nama nya tasabath tawakkal.
Abi mengutip perkataan Tan Malaka yang berbunyi “Terbentur-terbentur terbentuk”. Jangan merasa hanya dengan santai-santai bisa meraih apa yang kita mau. Dalam jihad perlu strategi, teori, dan perlu adanya mujahadah. Yaitu, berdoa, meratap, meminta kepada allah, dan meminta arahan kepada guru.
Dalam proses belajar itu ada keberkahan, doa dan harapan. Ini merupakan salah satu alasan mengapa sebelum memulai mengaji, Abi berdoa dan bertawassul terlebih dahulu.
Abi menyampaikan bahwa “Mendoakan orang tua itu wajib, apabila lupa atau bahkan tidak mendoakan orangtua, hidup akan terasa sempit, rezeki tertutup, karena mendoakan adalah bentuk atau tanda terimakasih.”
Hasan Al-Bisri mengatakan, berharap syurga tidak berbuat apa² itu dosa, berharap sukses tidak melakukan apa² itu percuma.
Ciri hakekat kita tidak berhitung² tentang amal, adalah ia yang tetap melakukan sesuatu karena panggilan etis universal, mental universalis, yaitu “Aku ada aku bermakna”.
Ketika melakukan sesuatu hal yang di larang, itu sebenarnya hati kita ngga nyaman. Itu adalah panggilan nurani, kejujuran dalam diri.
Jangan pernah merasa kurang atas pemberian Allah, boleh jadi kekurangan itu adalah sesuatu yang di impikan oleh orang lain, jadi jangan lupa bersyukur.Kebaikan itu sesuatu yang membuat hati kita tenang, jiwa kita tenang. Jadi lakukan kebaiakan sekecil apapun, dan jangan merugikan orang lain.
Orang bodoh itu, orang yang mengikuti hawa nafsu. Allah itu maha rahman, maha rahim, tapi jangan seenaknya dalam hidup. Itu namanya menyepelekan. Orang bisa terjebak kedalam kekufuran karena dia menyepelekan. Oleh karena itu, hormat lebih baik dari pada taat. Dan orang yang meninggalkan hormat bisa terjebak kedalam kekufuran, karena menyepelekan. Kenapa orang bisa hormat? Karena dia tahu, sesuatu itu penting atau punya makna. Hormat itu kunci keberkehan.


