Lima Belas Tahun Pesantren Universal: Maulid Nabi sebagai Momentum Meneguhkan Kiprah

fotografer: tim pdd universal milad

Oleh: Muhamad Seha

PPMU—Pondok Pesantren Mahasiswa Universal  menggelar acara milad yang ke 15 sekaligus peringatan maulid Nabi Muhammad yang bertempat di Majelis Utama PPMU pada Sabtu (13/09/202). PPMU yang baru memasuki umur 15 tahun, bak manusia di mata hukum belumlah dikatakan dewasa namun sudah mampu memberikan dampak yang nyata bagi sesama, selaras dengan jargonnya “Berkah manfaat dari Universal bagi dunia”

Malam minggu kali ini terasa beda, hamparan karpet di majelis baru yang biasanya sekadar jadi lalu lalang hembusan angin dan debu yang tersapu kini dipenuhi jemaat. Tokoh masyarakat, masyarakat sekitar, para santri hingga alumni PPMU atau yang dinamakan Al-Maun (alumni Mahad Universal) sudah memadati majelis baru.  Di tengah riuhnya malam itu , turut hadir pula Dewan Pengasuh PPMU, K.H. Tatang Astarudin.

Di tengah semarak acara, K.H. Tatang Astarudin menyampaikan pesan dalam sambutannya yang menggugah hati jemaat. Beliau menekankan bahwasanya hidup harus mempunyai kiprah kepada masyarakat. Kiprah tersebut sudah barang tentu harus lebih baik, lebih meningkat dari waktu ke waktu.  “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan begitu seterusnya. Kita harus mengukir jejak, jejak manfaat,” ucapnya, seakan mengingatkan bahwa keberlangsungan sebuah pesantren bukan hanya soal usia, melainkan tentang warisan kebaikan yang ditinggalkan.

Sebagai penanda usia pesantren, tumpeng dipotong secara simbolis. Prosesi yang sederhana, namun sarat akan makna. Potongan tumpeng itu seolah menjadi simbol perjalanan panjang pesantren yang telah mengabdi untuk mencetak generasi berilmu dan berakhlak.

Kehangatan acara semakin terasa saat Ustaz Mujib Abdullah Romdon memberikan tausiah. Dengan nada yang penuh ketulusan, ia mengajak jemaat memperbanyak shalawat. “Usahakan dalam sehari membaca 4.444 kali shalawat, atau paling tidak seribu kali, karena Allah dan para malaikat pun bershalawat kepada Nabi,” pesannya seraya mengutip firman Allah dalam surat Al-Ahzab: 56

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”.

Lebih jauh, ia menjelaskan tentang peringatan Maulid Nabi yang sering diperdebatkan. Menurutnya, Nabi sendiri memperingati kelahirannya dengan berpuasa setiap Senin. Bahkan, ia mengutip sebuah hadis yang menegaskan keutamaan orang yang mengagungkan hari kelahiran Rasulullah SAW:

من عظم مولدي كنت شفيعا له يوم القيامة ومن انفق درهما في مولدي فكانما انفق جبلا من الذهب في سبيل الله تعالى

“Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, maka aku akan menjadi pemberi syafa’at baginya pada hari kiamat. Dan barang siapa yang menginfakkan satu dirham untuk memperingati kelahiranku, maka seakan-akan dia menginfakkan gunung emas (yang dilakukan) karena memuliakan agama Allah Swt.”

Tak hanya itu, Ustaz Mujib menekankan pentingnya bertauhid kepada Allah dengan memahami sifat wajib dan mustahil bagi-Nya. Ia juga mengingatkan betapa berharganya waktu hidup yang masih tersisa. “Banyak orang yang sudah meninggal berharap bisa kembali hidup untuk beribadah. Namun kesempatan itu telah berlalu. Maka jangan sia-siakan waktu yang ada,” ungkapnya.

Acara malam itu ditutup dengan doa bersama, meninggalkan kesan mendalam bagi jemaat. Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. dan milad ke-15 Pesantren Universal bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan sebagai momentum untuk meneguhkan langkah-langkah kebaikan dan memperbaiki hubungan baik habluminallah maupun habluminannas.