Freepik.com
Oleh: Muhamad Sholah
Di barisan sunyi para pencari rezeki,
impian lahir dari hati yang letih,
pekerjaanmu yang kau umpat tiap hari,
adalah harapan bagi mereka yang bersimpuh dan bersedih.
Uang yang terbang dari genggamanmu,
tanpa makna tanpa ragu,
adalah cita-cita bagi tangan kelu,
yang hidup dari sisa berharap tak semu.
Gaji yang kau anggap kecil dan kau sesali,
bagi perut kosong adalah mentari pagi,
yang bahkan sebutir nasi,
terasa seperti anugerah yang suci.
Waktu yang kau biarkan berlalu,
dengan malas, tawa, dan angkuh membisu,
bagi yang menanti akhir tanpa jeda dan mengharap kesempatan kedua,
adalah detik emas tuk bernapas lebih lama.
Maka tundukkan wajahmu sejenak saja,
lihat dunia dari sisi yang terlupa,
betapa hidupmu meski tak sempurna,
masih jauh lebih layak untuk disyukuri apa adanya.