wejangan selepas subuh: K.H. Tatang Astarudin tekankan etika share Informasi, environmental ethic, dan manajemen waktu


Oleh: Muhamad Seha

Pondok Pesantren Mahasiswa Universal—Dalam wejangan selepas subuh pada Minggu (31/8/2025), KH. Tatang Astarudin menyampaikan pesan penting kepada santrinya tentang bagaimana seorang muslim, khususnya generasi muda dalam bersikap di era saat ini.

K.H.Tatang menekankan bahwa seorang muslim harus mampu menghadirkan ketenangan di tengah gaduhnya situasi masyarakat. Ia mengingatkan agar  tidak mudah terjebak dalam kebiasaan menyebarkan informasi yang menimbulkan keresahan, seperti kabar kerusuhan atau demonstrasi yang marak terjadi. Menurutnya, di era digital saat ini, banyak orang terjebak dalam perilaku share informasi tanpa memeriksa kebenaran. Padahal, dampaknya bisa membuat orang lain khawatir bahkan terprovokasi.

Menerapkan Environmental Ethic dalam Kehidupan

KH. Tatang Astarudin juga menekankan pentingnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar dalam artian pengedepanan terhadap etika lingkungan (environmental ethics). Sebagai tambahan, environmental ethics merupakan etika terapan yang memperhatikan alam sebagai bagian integral dalam kehidupan. Menurutnya, hal-hal kecil seperti membersihkan sampah yang berserakan atau meluruskan pigura yang miring merupakan wujud kepedulian terhadap lingkungan.


“Kalau melihat sampah berserakan, jangan tunggu disuruh, bersihkan. Kalau melihat jam atau gambar yang miring, luruskan. Itu bentuk kecil dari kepekaan kita terhadap lingkungan,” pesannya.

Ia juga mengingatkan pentingnya memilah sampah sejak dari rumah atau sebelum kita membuangnya ke dalam tempat sampah. Hal ini, menurutnya, akan sangat membantu petugas kebersihan dalam memisahkan antara sampah organik dan anorganik. K.H. Tatang menekankan, sekecil apa pun usaha yang dilakukan, jika konsisten, akan membawa manfaat besar.

Creativity Time: Kemampuan yang Harus Dimiliki Santri

Wejangan berlanjut pada tema pemanfaatan waktu muda, yakni memanfaatkan waktu sekreatif mungkin agar tidak terbuang sia-sia. KH. Tatang Astarudin menegaskan bahwa masa muda adalah fase emas dalam siklus kehidupan, yang jika disia-siakan dapat berujung pada penyesalan. Banyak anak muda yang lalai dan menghabiskan waktunya untuk kegiatan kurang bermanfaat, sehingga di kemudian hari kesulitan menemukan arah hidup.

Islam memandang waktu sebagai sesuatu yang mahal atau dalam peribahasa arab disebutkan alwaqtu atsmanu minadz dzahabi yang berarti waktu itu lebih berharga dari pada emas. Untuk itu, beliau menawarkan solusi sederhana namun bermakna, yaitu dengan melakukan journaling (mencatat apa yang akan dilakukan). Kebiasaan ini menurutnya bisa membantu anak muda melatih kedisiplinan sekaligus mengukur kualitas diri setiap hari.  

“Setiap pagi tuliskan minimal sepuluh kebaikan yang ingin dilakukan. Malam harinya, cek kembali apa saja yang belum terlaksana, sekaligus catat kesalahan yang diperbuat. Dari situ, hari berikutnya harus ada perubahan,” jelas KH. Tatang Astarudin.  

Metode ini dianggap mampu melatih introspeksi sekaligus memberikan motivasi agar hari demi hari ada peningkatan kualitas diri. Dengan cara itu,
anak muda bisa lebih terarah, tidak mudah larut dalam hal-hal yang sia-sia, dan memiliki target yang jelas. Dalam Hadis Nabi saw disebutkan:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ


Artinya: “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang siapa yang hari ini sama denganhari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan bahkan, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.”

Dengan pesan-pesan sederhana namun penuh makna, wejangan subuh bersama KH. Tatang Astarudin ini diharapkan tidak hanya menjadi rutinitas keagamaan, tetapi juga ruang pembinaan moral dan karakter. Melalui kegiatan ini, santri diingatkan kembali bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan pemanfaatan waktu muda bukan hanya tanggung jawab individu,tetapi juga bagian dari ibadah yang akan memberi dampak positif bagi kehidupan sosial.